Makau sendiri terkenal sebagai tempat dari pusat judi atau kasino terbesar di Asia dan sering juga dijuluki The Sin City of Asia (Kota Dosa Asia). The Venetian Macau merupakan sebuah pusat kasino terbesar di dunia. Makau terletak tidak jauh dari Hong Kong, dan hanya sekitar 20 menit jika menggunakan kapal feri.
Sejarah Macau
Makau sebelumnya berada di bawah kekuasaan bangsa Portugis pada tahun 1557 sampai tahun 1999 dan diserahkan kembali kepada Tiongkok dengan status satu negara dua sistem. Atmosfer dari Eropa dan Portugis masih sangat kental terasa di makau, seperti bangunan yang bercorak Eropa atau informasi yang ditulis menggunakan bahasa bangsa Portugis. Mata uang yang digunakan adalah Pataca dan Dolar Hong Kong, dan sistem ekonominya adalah kapitalis.
Dalam sejarah kota Makau merupakan daerah yang pernah dikuasai oleh bangsa Portugis pada abad ke-16 lewat kedatangan Jorge Alvares pada tahun 1513an. Misi awal avontur itu merupakan untuk melihat wilayah yang cocok untuk digunakan sebagai pos perdagangan bangsa portugis. Sementara itu, Dinasti Ming yang berkuasa pada saat itu akhirnya menyewakan pelabuhan Makau ke bangsa Portugis, untuk dijadikan pelabuhan per dagangan yang kelak akan berkembang sebagai perantara utama dalam perdagangan antara Asia dan Eropa.
Pada saat itu Santo Fransiskus berhasil mengubah sebagian besar penduduk Makau yang terdiri dari orang Jepang dan China untuk masuk ke Agama Kristen dengan menjadikan Makau sebagai basis operasi. Pada tahun 1500an hingga 1600-an banyak dibangun gereja di beberapa tempat di Makau, termasuk sebuah perguruan tinggi Kristen. Tidak heran, proses akulturasi cukup kental berpengaruh terhadap kebudayan di Makau. Meski begitu, usia kemakmuran Makau berakhir pada dekade 1800an, ketika Belanda dan Inggris menguasai sebagian besar dari rute perdagangan ke area Asia Timur.
Tetapi, pada sekitar tahun 1974-an, di Portugis terjadi peristiwa Revolusi Anyelir. Keadaan ini menciptakan sebuah pemerintah yang demokrasi yang baru di sana dan membuat cengkraman Portugis atas jajahannya di luar negeri semakin melemah. China pun akhirnya melakukan diplomasi pada Portugis.
Sisah Bangunan Portugis Di Kota Makau
China pun membangun sebuah hubungan diplomatik antar kedua negara seiring dengan kunjungan delegasi antar kedua pihak negara. Hingga akhirnya setelah lebih dari satu dekade pembicaraan resmi dua negara mengenai status Makau pun dimulai pada tahun 1986. Akhirnya pada awal tahun 1987, sebuah perjanjian bernama “Joint Declaration on the Question of Macau” ditandatangani oleh Republik Rakyat China dan Portugis. Tertulis bahwa masa administrasi Portugis atas Makau akan berakhir pada 20 Desember 1999.
Sistem kapitalis liberal dan sistem hukum berbasis bangsa Portugis yang sudah berkembang pun dibiarkan hidup dan Makau dapat menikmati hak nya untuk menjalin hubungan kerja sama dengan negara atau organisasi internasional layaknya negara independen lainnya. Tidak cuma itu, Makau juga bebas memiliki benderanya sendiri meskipun keamanan mereka tetap menjadi tanggung jawab dari militer China. Hubungan antara Makau dan Republik Rakyat China sendiri pun sangat baik hingga pada saat ini, sehingga situasi disana begitu aman.